Jumat, 25 Februari 2011

Ekonomi Mikro & Makro

Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
Kompetensi Dasar : - Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
- Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Indikator : - Mendeskripsikan pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
- Mendeskripsikan perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
- Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha industri kecil) dan ekonomi makro (misal inflasi, pendapatan nasional dll)
- Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
- Memecahkan Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi


KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
• Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
• Sumber daya tersedia secara terbatas.
• Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1. Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelangkangan



Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
Kompetensi Dasar : - Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
- Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
Indikator : - Mendeskripsikan pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
- Mendeskripsikan perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
- Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha industri kecil) dan ekonomi makro (misal inflasi, pendapatan nasional dll)
- Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
- Memecahkan Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi


KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
• Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
• Sumber daya tersedia secara terbatas.
• Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja) Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1. Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.

EKONOMI RAKYAT DAN KOPERASI

"EKONOMI RAKYAT DAN KOPERASI" [10 Artikel]

> Agustus 2003
Koperasi Mewujudkan Kebersamaan dan Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global dan Regionalisme Baru
Oleh: Noer Soetrisno
--- Membangun sistem Perekonomian Pasar yang berkeadilan sosial tidaklah cukup dengan sepenuhnya menyerahkan kepada pasar. Namun juga sangatlah tidak bijak apabila menggantungkan upaya korektif terhadap ketidakberdayaan pasar menjawab masalah ketidakadilan pasar sepenuhnya kepada Pemerintah. Koperasi sebagai suatu gerakan dunia telah membuktikan diri dalam melawan ketidakadilan pasar karena hadirnya ketidaksempurnaan pasar.
> Agustus 2003
Koperasi Mewujudkan Kebersamaan dan Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global dan Regionalisme Baru
Oleh: Noer Soetrisno
--- Membangun sistem Perekonomian Pasar yang berkeadilan sosial tidaklah cukup dengan sepenuhnya menyerahkan kepada pasar. Namun juga sangatlah tidak bijak apabila menggantungkan upaya korektif terhadap ketidakberdayaan pasar menjawab masalah ketidakadilan pasar sepenuhnya kepada Pemerintah. Koperasi sebagai suatu gerakan dunia telah membuktikan diri dalam melawan ketidakadilan pasar karena hadirnya ketidaksempurnaan pasar.
> Agustus 2003
Membuat Koperasi Eksis Tidak Hanya Pada 'HARI KOPERASI
Oleh: Bayu Krisnamurthi
--- Coba cermati pemberitaan tentang koperasi di media massa. Maka dengan mudah akan terlihat bahwa pemberitaan tentang koperasi itu akan menumpuk pada sekitar Har Koperasi tanggal 12 Juli. Seolah-olah pada sekitar tanggal itu adalah sebuah “kewajiban” untuk mendiskusikan lagi nasib koperasi. Kemudian jika ditelaah lebih dalam tentang isi berita mengenai koperasi tersebut, maka tidak akan mengherankan jika berita tentang 'keburukan’ koperasi (koperasi tidak berperan, korupsi di koperasi, dan sebagainya) memiliki jumlah dua kali lebih banyak dibanding berita mengenai ‘kebaikan’ koperasi.
> Agustus 2003
Koperasi Indonesia: Potret dan Tantangan
Oleh: Noer Soetrisno
--- Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional.
> Agustus 2003
Demokrasi Ekonomi dan Demokrasi Industrial
Oleh: Mubyarto
--- Akhir-akhir ini semakin luas dibahas sistem Ekonomi Syariah yang dianggap lebih adil dibanding sistem ekonomi yang berlaku sekarang khususnya sejak 1966 (Orde Baru) yang berciri kapitalistik dan bersifat makin liberal, yang setelah kebablasan kemudian meledak dalam bentuk bom waktu berupa krismon tahun 1997. Krismon yang menghancurkan sektor perbankan modern kini tidak saja telah menciutkan jumlah bank menjadi kurang dari separo, dari 240 menjadi kurang dari 100 buah, tetapi juga sangat mengurangi peran bank dalam perekonomian nasional.
> Agustus 2003
Wajah Koperasi Tani dan Nelayan di Indonesia: Sebuah Tinjauan Kritis
Oleh: Noer Soetrisno
--- Meskipun koperasi pertanian pernah menjadi model pengembangan pada tahun 1960an hingga awal tujuh puluhan, namun pada dasarnya koperasi pertanian di Indonesia diperkenalkan sebagai bagian dari dukungan terhadap sektor pertanian. Sejak dahulu sektor pertanian di Indonesia selalu didekati dengan pembagian atas dasar sub-sektor seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan.
> Juli 2003
Dari Ilmu Berkompetisi ke Ilmu Berkoperasi
Oleh: Mubyarto
--- Ketika memenuhi undangan IKOPIN Jatinangor untuk memberikan seminar tentang Pengajaran Ilmu Ekonomi di Indonesia tanggal 7 – 8 Mei 2003, kami terkejut saat mengetahui IKOPIN bukan singkatan dari Institut (Ilmu) Koperasi Indonesia, tetapi Institut Manajemen Koperasi Indonesia. Ternyata pada saat berdirinya IKOPIN tahun 1984, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang berwenang memberikan ijin operasi perguruan-perguruan tinggi berpendapat ilmu koperasi tidak dikenal dan yang ada adalah ilmu ekonomi.
> Juli 2003
Koperasi Sebagai Strategi Pengembangan Ekonomi Pancasila
Oleh: Hariyono
--- Perjuangan bangsa Indonesia bersama segenap komponen dan eksponen kekuatan nasional seluruh negeri tahap pertama melawan penjajah, yaitu “Mencapai Indonesia Merdeka” telah berhasil dengan gemilang yang ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Bahkan telah dilengkapi pula dengan dasar negara ideologi luhur Pancasila dan konstitusi negara Undang-Undang Dasar 1945 sebagai platform pijakan perjuangan tahap kedua menuju cita-cita bangsa.
> Agustus 2002
Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi: Peran Perguruan Tinggi
Oleh: Mubyarto
--- “Jika banyak orang berpendapat Ekonomi Kerakyatan merupakan konsep baru yang mulai populer bersama reformasi 1998-1999 sehingga masuk dalam “GBHN Reformasi”, hal itu bisa dimengerti karena memang kata ekonomi kerakyatan ini sangat jarang dijadikan wacana sebelumnya. Namun jika pendapat demikian diterima, bahwa ekonomi kerakyatan merupakan konsep baru yang “mereaksi” konsep ekonomi kapitalis liberal yang dijadikan pegangan era ekonomisme Orde Baru, yang kemudian terjadi adalah “reaksi kembali” khususnya dari pakar-pakar ekonomi arus utama yang menganggap “tak ada yang salah dengan sistem ekonomi Orde Baru”.
> Juni 2002
Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat
Oleh: Bayu Krisnamurthi
--- Setelah melalui berbagai kebijakan pengembangan koperasi pada masa Orde Baruyang bias pada dominasi peran pemerintah, serta kondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, timbul pertanyaan bagaimana sebenarnya peran koperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa yang akan datang.

Ekonomi Koprasi



Arti, Pengertian, Definisi, Fungsi dan Peranan Koperasi / Koprasi Indonesia dan Dunia - Ilmu Ekonomi Koperasi / Ekop
Fri, 30/06/2006 - 11:07am — godam64

Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Berikut di bawah ini adalah landasan koperasi indonesia yang melandasi aktifitas koprasi di indonesia.

- Landasan Idiil = Pancasila
- Landasan Mental = Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
- Landasan Struktural dan gerak = UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1

A. Fungsi Koperasi / Koprasi

1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian indonesia
2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi indonesia
3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara indonesia
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

B. Peran dan Tugas Koperasi / Koprasi

1. Meningkatkan tarah hidup sederhana masyarakat indonesia
2. Mengembangkan demokrasi ekonomi di indonesia
3. Mewujudkan pendapatan masyarakat yang adil dan merata dengan cara menyatukan, membina, dan mengembangkan setiap potensi yang ada

Minggu, 20 Februari 2011

Akuntansi dan Keuangan Perusahaan Perdagangan

Khusus negosiasi harga dengan lebih dari 20 penyandang dana terkemuka.
Total independance. Total kemerdekaan.
Client driven. Klien didorong.
Immediate response. Segera respon.
Ongoing facility reviews. Sedang berlangsung review fasilitas.
Cheaper price guarantee. Harga murah garansi.
Complete confidentiality. Lengkap kerahasiaan.
Free and impartial advice. Gratis dan saran tidak memihak.
'Funding your company is the most important aspect to ensure success'. 'Pendanaan perusahaan Anda adalah aspek yang paling penting untuk memastikan keberhasilan'. Sir John Harvey Jones Sir John Harvey Jones

Before signing up for any Finance Facility contact us for a free no obligation health check to make sure you are getting the right package for your business development. Sebelum sign up untuk setiap Fasilitas Keuangan hubungi kami untuk bebas tidak ada kewajiban periksa kesehatan untuk memastikan Anda mendapatkan paket yang tepat untuk pengembangan bisnis Anda.

As part of our service, we can offer a facility review or facility 'health check', to ensure your company is getting the most out of its invoice finance facility. Sebagai bagian dari layanan kami, kami dapat menawarkan meninjau fasilitas atau 'fasilitas' kesehatan cek, untuk memastikan perusahaan Anda mendapatkan hasil maksimal dari fasilitas pembiayaan faktur tersebut.

Common problems:- Masalah umum: -

Not recieving correct prepayment level of invoices. Tidak menerima tingkat pembayaran yang benar faktur.
Debtors days too high. Debitur hari terlalu tinggi.
Cost too high. Biaya terlalu tinggi.
Bad service including debtor collections Buruknya pelayanan termasuk koleksi debitur
Capping level of funds needs to be increased. Tingkat Pagu dana perlu ditingkatkan.
Concentration limits on debtors is reducing funding. batas Konsentrasi pada debitur adalah mengurangi pendanaan.
Our facility 'health check' looks at all aspects of your facility and addresses point by point what could be done to improve it. 'Pemeriksaan kesehatan' fasilitas kami melihat semua aspek fasilitas Anda dan alamat poin demi poin apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.

A local farming company asked us to do a facility review, they had substantial funding difficulties. Sebuah perusahaan pertanian lokal meminta kami untuk melakukan review fasilitas, mereka memiliki kesulitan pendanaan substansial. They had been factoring for 9 months and claimed they had only really been funded for the 1st 3 months, since then they had struggled to gain any funding even though their facility charges were much more than expected. Mereka telah anjak selama 9 bulan dan mengklaim mereka hanya benar-benar telah didanai untuk 3 bulan 1, sejak saat itu mereka harus berjuang untuk mendapatkan setiap pendanaan meskipun biaya fasilitas mereka jauh lebih dari yang diharapkan.

Why? Mengapa?

Doing work for a well known DIY chain who took anything up to 110 days to pay. Melakukan pekerjaan untuk rantai DIY terkenal yang mengambil apapun hingga 110 hari untuk membayar. They were signed up to a standard 90 day recourse agreement, therefore after 90 days the unpaid invoice was disapproved and the funding recalled. Mereka menandatangani perjanjian recourse 90 hari standar, sehingga setelah 90 hari tagihan yang belum dibayar ditolak dan pendanaan ingat. This was followed by a 1% refactory fee charged on each invoice. Hal ini diikuti oleh biaya refactory 1% dibebankan pada setiap faktur.

Solution Solusi

Move to a funder who will increase the recourse period to 120 days with no refactoring fee. Pindah ke seorang penyandang dana yang akan meningkatkan masa jalan lain untuk 120 hari tanpa biaya refactoring.

Contact us today to find out how we can help you improve the financial health of your business. Hubungi kami hari ini untuk mengetahui bagaimana kami dapat membantu Anda memperbaiki kesehatan keuangan bisnis Anda.

Please quote eSources UK when contacting us. Silakan eSources kutipan Inggris saat menghubungi kami.

Akuntansi Journal Entries




Ketika sebuah usaha kecil membuat transaksi keuangan, mereka membuat entri jurnal jurnal akuntansi mereka dalam rangka untuk merekam transaksi tersebut. The transaction is recorded in the general journal or one of the special journals for the most active accounts. Transaksi dicatat dalam jurnal umum atau salah satu jurnal khusus untuk akun yang paling aktif. The most common special journals are the Sales Journal, the Purchases Journal, the Cash Receipts Journal, and the Cash Disbursements Journal. Jurnal-jurnal khusus yang paling umum adalah Penjualan Journal, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan Jurnal Pengeluaran Kas.

An accounting journal is a detailed record of the financial transactions of the business. Sebuah jurnal akuntansi merupakan catatan rinci tentang transaksi keuangan bisnis tersebut. The transactions are listed in chronological order, by amount, by accounts that are affected, and in what direction those accounts are affected. Transaksi tercantum dalam urutan kronologis, dengan jumlah, dengan account yang terpengaruh, dan ke arah mana akun tersebut adalah terpengaruh. Depending on the size and complexity of the business, a reference number can be assigned to each transaction and a note may be attached explaining the transaction. Tergantung pada ukuran dan kompleksitas usaha, sebuah nomor referensi dapat diberikan ke setiap transaksi dan catatan dapat disertakan menjelaskan transaksi.

The accounting journal is the place where the details lie. Jurnal akuntansi adalah tempat di mana rincian berbohong. The general ledger is where you look for the big picture. Yang buku besar umum adalah di mana Anda mencari gambaran besar. A sample accounting journal page has columns for the date, the account, the amount of the debit, and the amount of the credit. Sebuah halaman jurnal akuntansi sampel memiliki kolom untuk tanggal, akun, jumlah debit, dan jumlah kredit.
When to use a Debit or Credit in a Journal Entry Kapan menggunakan Debet atau Kredit dalam Journal Entry

One of the most difficult things to get a handle on when setting up your books is when to use a debit and when to use a credit . Salah satu hal yang paling sulit untuk mendapatkan pegangan pada saat pengaturan buku Anda adalah ketika menggunakan debit dan kapan harus menggunakan kredit . Here are some simple rules. Berikut adalah beberapa aturan sederhana. If you will follow these rules, it will make your accounting life a lot easier. Jika Anda akan mengikuti aturan-aturan ini, hal itu akan membuat hidup Anda akuntansi jauh lebih mudah.

* You will always use both a debit and a credit for every journal entry. Anda selalu akan menggunakan kedua debit dan kredit untuk setiap masukan jurnal. That is what the system of double-entry bookkeeping is based on. Itulah sistem pembukuan double-entry didasarkan pada. You have two columns in your journal entry. Anda memiliki dua kolom dalam entri jurnal Anda. Each will have an equal entry - one for a debit, one for a credit. Masing-masing akan memiliki entri yang sama - satu untuk debit, satu untuk kredit.
* Remember the format of the Accounting Equation where Assets = Liabilities + Owners Equity. Ingat format Persamaan Akuntansi dimana Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik. The Asset side is the left side of the equation and the Liabilities + Owner's Equity is the right side of the equation. Sisi Aset adalah sisi kiri dari persamaan dan Kewajiban + Ekuitas Pemilik sisi kanan dari persamaan. When you need to make a journal entry, refer to your Chart of Accounts to see if the account you need to use falls on the left or right side of the accounting equation. Bila Anda perlu membuat entri jurnal, lihat Anda Bagan Account untuk melihat apakah account Anda perlu menggunakan jatuh di sisi kiri atau kanan dari persamaan akuntansi.
* If the account is on the Asset or left side, that is the Debit side. Jika akun ini pada Aset atau sisi kiri, yang adalah sisi Debet. A debit will increase those accounts and a credit will decrease them. debit A akan meningkatkan akun tersebut dan kredit akan menurun mereka. If the account is on the Liabilities and Owner's Equity or right side, that is the Credit side. Jika account tersebut adalah pada Kewajiban dan Ekuitas Pemilik atau sisi kanan, yang adalah sisi Kredit. A credit will increase those accounts and a debit will decrease them. kredit A akan meningkat dan debit akun tersebut akan menurun mereka.

Journal Entries when Accounts have Normal Balances Journal Entries ketika Account memiliki Saldo Normal

One easy way to remember when to debit and when to credit an account is to remember the normal balances of the five types of accounts on the Chart of Accounts. Salah satu cara mudah diingat kapan debet dan kapan kredit account adalah untuk mengingat saldo normal dari lima jenis akun pada Diagram Account. The normal balance is what the account would have if increases are more than decreases. Saldo normal adalah apa account akan miliki jika kenaikan lebih dari berkurang. Here is a list of those accounts and their normal balances. Berikut adalah daftar dari akun tersebut dan saldo normal mereka. If you remember this list, it will save you a lot of time. Jika Anda ingat daftar ini, itu akan menghemat banyak waktu.

* Asset accounts - debit Aset piutang - debet
* Liability accounts - credit Kewajiban akun - kredit
* Owner's equity - credit Pemilik ekuitas - kredit
* Revenue accounts - credit

Dokumen Sumber dalam Transaksi Akuntansi

Setiap kali sebuah perusahaan membuat transaksi keuangan, semacam jejak kertas yang dihasilkan. That paper trail is called a source document. Itu jejak kertas disebut dokumen sumber. If a small business writes a check out of its checking account for office supplies, for example, the source document is the check along with the receipt for office supplies. Jika usaha kecil menulis cek out dari account yang memeriksa untuk perlengkapan kantor, misalnya, sumber dokumen pemeriksaan bersama dengan tanda terima untuk perlengkapan kantor.

The source document is essential to the bookkeeping and accounting process. Dokumen sumber penting untuk pembukuan dan akuntansi proses. It is the evidence that a financial transaction occurred. Ini adalah bukti bahwa transaksi keuangan terjadi. If a company is audited, source documents back up the accounting journals and general ledger as an indisputable audit trail. Jika sebuah perusahaan diaudit, dokumen sumber cadangan akuntansi jurnal dan buku besar sebagai audit trail terbantahkan.

Keeping a source document for a business is just like keeping your receipts for tax-deductible items for your personal taxes. Menjaga dokumen sumber untuk sebuah bisnis hanya seperti menjaga penerimaan Anda untuk item pajak-deductible untuk pajak pribadi Anda. You have to have those receipts in case your taxes are audited. Anda harus memiliki penerimaan mereka dalam kasus pajak Anda diaudit. The same is true for your business, but you don't just keep receipts for tax deductible expenses. Hal yang sama berlaku untuk bisnis Anda, tetapi Anda tidak hanya menyimpan kwitansi untuk dikurangkan beban pajak. You keep receipts (source documents) for every financial transaction. Kau terus penerimaan (dokumen sumber) untuk setiap transaksi keuangan.

A source document describes all the basic facts of the transaction such as the amount of the transaction, to whom the transaction was made, the purpose of the transaction, and the date of the transaction. Sebuah dokumen sumber menjelaskan semua fakta-fakta dasar transaksi seperti jumlah transaksi, kepada siapa transaksi dilakukan, tujuan transaksi, dan tanggal transaksi.

Here are some examples of common source documents: Berikut adalah beberapa contoh dokumen sumber umum:

* canceled check dibatalkan cek
* invoice faktur
* cash register receipt kasir penerimaan
* computer-generated receipt komputer yang dihasilkan penerimaan
* credit memo for a customer refund kredit memo untuk pengembalian dana nasabah
* employee time card karyawan kartu waktu
* deposit slip slip penyetoran
* purchase order pesanan pembelian

This is not an exhaustive list. Ini bukan daftar yang lengkap.

The source document should be recorded in the appropriate accounting journal as soon as possible after the transaction. Dokumen sumber harus dicatat dalam jurnal akuntansi sesegera mungkin setelah transaksi. After recording, all source documents should be filed away in some sort of system where they can be retrieved if and when they are needed. Setelah merekam, semua dokumen sumber harus diajukan jauh di beberapa jenis sistem di mana mereka dapat diambil jika dan ketika mereka dibutuhkan.
Suggested Reading Disarankan Membaca

* Construct the General Ledger for your Small Business Membangun General Ledger untuk Anda Usaha Kecil
* Accounting Journal Entries - What are Journal Entries and how do you Make Them Akuntansi Journal Entries - Journal Entries Apa dan bagaimana Anda Membuat Mereka
* Small Business Bookkeeping Accounting - Double-Entry Bookkeeping Usaha Kecil Pembukuan Akuntansi - Double-Entry Pembukuan

Suggested Reading Disarankan Membaca

* Cash or Accrual Accounting - Choosing an Accounting Method - Small Business Kas atau Akrual Akuntansi - Memilih Metode Akuntansi - Usaha Kecil
* Small Business Tax Planning - Income Tax Planning for Your Business Usaha Kecil Tax Planning - Perencanaan Pajak Penghasilan untuk Bisnis Anda

Related Articles Artikel Terkait

* Review of "The Digital Paper Trail in Real Estate Transactions" Tinjauan "The Trail Kertas Digital Transaksi Real Estat"
* Small Business Tax Planning - Income Tax Planning for Your Business Usaha Kecil Tax Planning - Perencanaan Pajak Penghasilan untuk Bisnis Anda
* Delivery Receipt - Proving That Your Email and Documents Were Opened Pengiriman Penerimaan - Membuktikan Bahwa Email Anda dan Dokumen Apakah Dibuka
* NEAT Receipts Software Organization - NEAT Receipts Scanalizer Review Penerimaan NEAT Perangkat Lunak Organisasi - NEAT Penerimaan Review Scanalizer
* Electronic Sources in APA Format - How to Reference Electronic Sources in A... Elektronik Sumber-sumber di Format APA - Bagaimana Elektronik Sumber Referensi di

Siklus akuntansi

Siklus Akuntansi
Manahan Nasution
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Transaksi Usaha
Pembuatan Bukti Asli
Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)
Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 1
Neraca Lajur Penyesuaian
Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Neraca Saldo setelah penutupan 2
Gambar 1
1. TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.3 Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
1 Niswonger, C. Rollin, Phillip E. Fess, and Carl S. Warren. Prinsip- prinsip akuntansi, terjemahan Marianus Sinaga, Edisi 14, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1992, Hal 41.
2 Smith, Jay M. and K. fred Skousen. Akuntansi Intermediate, Edisi kesembilan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1994, Hal.67.
3 Horgren, Charles T., Walter T. harrison Jr. Michael A. Robison, dan Thomas H. Secokusumo, Akuntansi di Indonesia, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 1997, hal.13.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 1
2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.4
􀂙 Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.
􀂙 Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
􀂙 Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang
3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.5
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
􀂙 Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
􀂙 Nama perkiraan.
􀂙 Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
􀂙 Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang terjadi pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu menginvestasikan Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah sebagai berikut:
Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi
Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening
langkah pribadinya di bank.
Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan
Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi
Makmur adalah perkiraan modal pemilik.
Langkah 3. Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan sebesar
4 Hadibroto, S. Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam, Dasar – dasar akuntansi, cetakan Kedelapan, LP3S, Jakarta, 1991, hal.43
5 Horngen, Charles T., Op.Cit, hal. 57
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 2
Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan aktiva mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur dikredit yaitu: perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan.
Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva.
Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam perkiraan modal pemilik.
Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah:
JURNAL
Tanggal
Keterangan
Debet
Kredit
2 april
Kas
Modal Yudi Makmur
50.000.000,-
50.000.000,-
Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh investasi dari suatu transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari perkiraan kas menunjukkan suatu gambaran, yaitu debet sebesar Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai suatu kredit, dan dalam contoh sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal.
4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.
Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal oleh Yudi Makrnur akan dipindahkan kebuku besar seperti tampak pada gambar 2.
b. Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing-
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 3
masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang).
Gambar.36
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang.
Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3.
Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang dan tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :
Buku Tambahan Piutang
PT. Jayakusuma
Tgl.
Keterangan
D
K
Saldo D
1 Jan
1 Jan
5 Jan
Saldo
Pendapatan Jasa
Kas
-
1.500.000
-
-
-
1.000.000
1.250.000
2.750.000
1.750.000
PT.Reksa Nada
Tgl.
Keterangan
D
K
Saldo D
1 Jan
Saldo
-
-
500.000
Buku Tambahan Hutang
Fa. Rahayu
Tgl.
Keterangan
D
K
Saldo D
1 Jan
10 Jan
11 Jan
Saldo
Perlengkapan
Kas
-
-
5.000.000
-
4.800.000
-
5.000.000
9.800.000
4.800.000
Fa. Multijaya
Tgl.
Keterangan
D
K
Saldo D
1 Jan
12 Jan
Saldo
Kas
-
1.500.000
-
-
9.800.000
8.300.000
6 Sinuraya, selamat. Pengantar Ilmu Akuntansi. Jilid I, Adeputra, Medan, 1990, hal.92 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 4
Buku Controlling Piutang
Rp. 1.750.000,-
Rp. 500.000,-
PT. Jayakusuma
PT. Reksanada
Rp. 2.250.000,-
Buku Controlling Piutang
Rp. 4.800.000,-
Rp. 8.300.000,-
Fa. Rahayu
Fa. Multijaya
Rp. 13.100.000,-
5. NERACA LAJUR
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi Makmur per tanggal 31 Desember 199X.
PT. Yudi Makmur
Neraca saldo Sebelum disesuaikan
31 Desember 199X
Kas …………………………………….
Piuta……………………………………
Perlengkapan…..……………………….
Sewa Dibayar Muka ….……………….
Meubel ………………………………...
Hutang………………………………….
Pendapatan Jasa Diterima Dimuka …….
Modal Yudi makmur ………………...…
Pengambil Pribadi Yudi ………………..
Pendapatan Jasa…………………………
Beban Gaji ………………………………
Beban Listrik ……………………………
Rp. 24.800.000
2.250.000
700.000
3.000.000
16.500.000
3.200.000
950.000
400.000
13.100.000
450.000
31.250.000
7.000.000
Total
Rp. 51.800.000
Rp. 51.800.000
Gambar 4.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.7
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.
7 Horgren, Charles T., Op.Cit.,hal 143
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 5
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah:
1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna
3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu
4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)
7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan.8
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.
Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah:
a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000
c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000
d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap sebagai pendapatan Rp. 150.000
Ayat – ayat jurnal penyesuaian :
a. Piuta…………………………………... 250.000
Pendapatan Jasa ..…………………. 250.000
Untuk mencatat pendapat pendapatan jasa
Yang belum diterima
b. Beban perlengkapan …………………. 300.000
Perlengkapan……………………….. 300.000
Untuk mencatat perlengkapan yang terpakai
c. Beban Sewa ….………………………. 1.000.000
Sewa dibayar Dimuka………….. 1.000.000
d. Beban penyusutan – Meubel ………..……. 275.000
Akumulasi penyusutan –Meubel……… 275.000
Untuk mencatat penyusutan meubel
e. Beban gaji……..…………………… 950.000
Hutang Gaji……..………………. 950.000
f. Pendapatan Jasa diterima dimuka …… 150.000
Pendapatan Jasa .……………. 150.000
Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui
Sebagai pendapatan.
8 Sinuraya, Selamat, Op.Cit, hal 137 e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 6
6. LAPORAN KEUANGAN
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.
a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 7
7. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.9
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
9 Horngren, Charles T., op. Cit., hal. 199
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 8
3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.
Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pacta akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah:
1. Pendapatan Jasa ……………………….. 7.400.000
Ikhtisar Laba Rugi………………… .. 7.400.000
2. Ikhtisar Laba Rugi……………………... 3.875.000
Beban Sewa …………………………….. 1.000.000
Beban Gaji……………………………… 1.900.000
Beban Perlengkapan……………………. 300.000
Beban Penyusutan………………………. 275.000
Beban Listrik……………………………….. 400.000
3. Ikhtisar Laba Rugi
(Rp.7.400.000-Rp.3.875.000)…………. 3.525.000
Modal Y udi Makmur …………………… 3.525.000
4. Modal Yudi Makmur ......................... 3.200.000
Pengambilan Pribadi Yudi M………….. 3.200.000
8. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.
Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup (gambar 8).
PT. Yudi Makmur
Neraca Saldo Setelah penutupan
31 Desember 199x
Kas…………………………………
Piutang……………………………
Perlengkapan ……………………..
Sewa Dibayar Dimuka…………….
Meubel …………………………...
Akumulasi penyusutan……………
utang ………………………………
Hutang Gaji………………………..
Pendaptan jasa diterima dimuka….
Modal Yudi Makmur ……………..
Rp. 24.800.000
2.500.000
400.000
2.000.000
16.500.000
275.000
13.100.000
950.000
300.000
31.575.000
Total
Rp. 46.200.000
Rp.46.200.000
KESIMPULAN
Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 9
Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) . Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar. Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadibroto, S.; Dachnial Lubis [dan] Sudardjat Sukadam,1991. Dasar-dasar akuntansi, Cetakan Kedelapan. Jakarta : LP3ES.
Horngren, Charles T.[et.al],1997. Akuntansi di Indonesia, Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat.
Niswonger, C. Rollin; Philip E. Fess, [and] Carl S. Warren,1992. Prinsip-prinsip akuntansi, Terjemahan Marianus Sinaga, Edisi 14, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Sinuraya, Selamat,1990. Pengantar ilmu akuntansi, Jil. 1. Medan : Adeputra.
Smith, Jay M. [and] K. Fred Skousen,1994. Intermediate, Edisi Kesembilan, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara 10

Jurnal Umum, Buku Besar Neraca Saldo, Pos Penyesuaian dan Kertas Kerja Pos Penyesuaian, Laporan Laba Rugi, Neraca , Laporan Perubahan Posisi Keuangan, dan Penutupan Buku

1. Jurnal Umum

Jurnal Umum adalah buku untuk mencatat transaksi keuangan secara kronologis dan sistematis dengan menuliskan akun yang harus di debit dan di kredit.

2. Buku Besar

Buku besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang mengkonsolidasikan masukan dari semua dari semua akuntansi.

Buku besar Buku besar merupakan dasar pembuatan laporan neraraca dan laporan laba/rugi. Buku besar dapat memberikan informasi saldo ataupun nilai transaksi untuk setiap kode perkiraan dalam suatu periode akuntansi tertentu.

3. Neraca Saldo

Neraca Saldo bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan berikut:

* aset = kewajiban + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, caturwulan, atau tahunan).

Aset atau Aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:

1. Aset lancar
2. Investasi jangka panjang
3. Aset tetap
4. Aset tidak berwujud
5. Aset pajak tangguhan
6. Aset lain

kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Kewajiban Lancar – kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
2. Kewajiban Jangka Panjang – kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pensiun, dll.

4. Pos Penyesuaian dan Kertas Kerja

Pos Penyesuaian

Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu.

Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan penyesuaian setiap akhir periode akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

1. Alokasi harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih merupakan persekot. Dalam akuntansi dikenal dengan istilah pos-pos defferal (transitoris)
2. Alokasi pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian yang masih tetap merupakan uang muka. Pos-pos seperti ini juga disebut dengan pos-pos defferal.
3. Alokasi harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi (penyusutan).
4. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya. Pos-pos ini dikenal dengan istilah pos-pos akrual (antisipasi)
5. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain. Pos-pos ini disebut dengan pos-pos akrual (antisipasi)

Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

Kertas Kerja

Kertas Kerja adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4) Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca).

Kertas Kerja terutama berfungsi untuk :

1. Sebagai pendukung utama bagi laporan auditor, termasuk representasi tentang pengamatan atas standar pekerjaan lapangan. Selain itu, kertas kerja juga merupakan bukti pendukung utama yang memungkinkan auditor membela diri apabila hasil kerjanya dipermasalahkan dikemudian hari.
2. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, kertas kerja harus direncanakan dan dipergunakan untuk meningkatkan pelaksanaan penugasan audit seefisien dan seekonomis mungkin. Kertas kerja harus berisi catatan mengenai prosedur audit yang memadai dan lengkap yang dilakukan dalam pemeriksaan laporan keuangan serta kesimpulan yang dicapai.

Faktor-faktor berikut ini dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kuantitas, bentuk dan isi kertas kerja :

1. Sifat dasar penugasan
2. Sifat dasar laporan auditor
3. Sifat dasar laporan keuangan, lampiran atau informasi lain yang dilaporkan oleh auditor
4. Sistim pembukuan yang ada pada perusahaan klien
5. Cukup tidaknya pengendalian intern terhadap pencatatan akuntansi
6. Tingkat supervisi dan penelaahan yang diperlukan

5. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya. Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut mendapat perhatian dari pembaca laporan. Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

* Pendapatan dari penjualan
o Dikurangi Beban pokok penjualan
* Laba/rugi kotor
o Dikurangi Beban usaha
* Laba/rugi usaha
o Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
* Laba/rugi sebelum pajak
o Dikurangi Beban pajak
* Laba/rugi bersih

6. Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.

7. Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Neraca Saldo bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan berikut:

* aset = kewajiban + ekuitas

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, caturwulan, atau tahunan).

Aset atau Aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit. Aset biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:

1. Aset lancar
2. Investasi jangka panjang
3. Aset tetap
4. Aset tidak berwujud
5. Aset pajak tangguhan
6. Aset lain

kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aktiva yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.Kewajiban dimasukkan dalam laporan neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Kewajiban Lancar – kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (biasanya satu tahun). Biasanya terdiri dari hutang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dll), pendapatan ditangguhkan, bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo tahun ini, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll.
2. Kewajiban Jangka Panjang – kewajiban yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun. Biasanya terdiri dari hutang jangka panjang, obligasi pensiun, dll.

8. Penutupan Buku

Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi yang sama dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal. Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:

a.Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan “Ikhtisar Laba

Rugi”. Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan bersaldo lagi.

Unsur-unsur Laporan Keuangan


Unsur-unsur Laporan Keuangan
October 8th, 2010 · Buku Sekolah Gratis · Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan 3 No comments - Tags: Beban (expenses), Kewajiban jangka panjang, Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lanca, Penghasilan (income)

Informasi tentang posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilihat pada neraca sedangkan informasi tentang kinerja perusahaan dapat dilihat pada laporan laba rugi. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan posisi keuangan maupun kinerja perusahaan perlu diketahui terlebih dahulu isi atau kandungan informasi apa saja yang ada pada kedua jenis laporan keuangan tersebut. Isi atau kandungan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut akan disusun berdasarkan kriteria tertentu sehingga membentuk kelompok kelompok. Setiap kelompok ini disebut dengan unsur unsur laporan keuangan. Setiap kelompok diberi istilah dan definisi. Istilah istilah ini merupakan bahasa bisnis atau jargon akuntansi. Misalnya dalam neraca terdapat tiga kelompok besar yaitu aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangakn di dalam laporan laba rugi dikenal dua kelompok besar yaitu penghasilan dan beban.

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004, hal.12-20) ditetapkan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.

1. Aset

Aset adalah sumberdaya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset digolongkan menjadi aset lancar, aset tetap dan aset lainlain. Aset lancar adalah kas dan aset lain yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang kas, dijual atau dikonsumsi baik dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus operasi, mana yang lebih panjang. Aturan pada umumnya juga menyebutkan bahwa jika suatu aset dapt diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar kewajiban lancar dalam kangka waktu satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih panjang maka aset itu diklasifikasi sebagai lancar.

Aset tetap adalah aset dimiliki tidak untuk dijual kembali, digunakan untuk operasi perusahaan dan mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun atau siklus operasi normal.

Aset lain-lain adalah aset yang tidak memenuhi sifat sebagai aset lancar dan aset tetap.

2. Kewajiban

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul akibat dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban digolongkan menjadi kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kewajiban lainlain.

Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan dapat dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau kurang baik melalui penggunaan aset lancar ataupun dengan penciptaan kewajiban lancar lain.

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diperkirakan secara layak akan dilikuidasi atau dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kewajiban lain lain adalah kewajiban yang tidak memenuhi sifat baik sebagai kewajiban jangka pendek ataupun sebagai kewajiban jangka panjang.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas biasanya disebut juga dengan net assets (aset bersih). Untuk perusahaan perorangan ekuitas mencerminkan modal yang diinvestasikan oleh pemiliknya ke dalam perusahaan yang dia dirikan. Ekuitas untuk perusahaan persekutuan terdiri dari modal yang ditanamkan oleh sekutu sekutu yang mendirikan perusahaan. Modal perseroan terdiri dari saham saham yang dimiliki oleh investor perusahaan tersebut. Sedangkan untuk koperasi ekuitas terdiri dari simpanan anggota.

4. Penghasilan (income)

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi :

a. Pendapatan (revenue) timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan antara lain penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty dan sewa

b. Keuntungan (gains) timbul dan tidak timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan (gains) mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi. Contoh pos yang timbul dalam penghasilan aset tak lancar akibat penilaian kembali atau pelepasan investasi.

5. Beban (expenses)

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencakup:

a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa meliputi misalnya beban pokok penjualan, gaji, penyusutan. Beban ini berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan dan aset tetap.

b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Contoh misalnya kerugian akibat kebakaran, bencana alam dan penurunan nilai aset.

MODUL KULIAH ETIKA PROFESI AKUNTANSI


PENGERTIAN DAN TEORI ETIKA
Pengertian Etika


Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat

Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk,
tentang hak dan kewajiban moral


Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat
aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau profesi”

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang
berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu
Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut
ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan pada umumnya

Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang
berbicara tentang praxis (tindakan) manusia.

Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.

Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.
Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama,
norma moral dan norma sopan santun.

Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-
undangan

Norma agama berasal dari agama

Norma moral berasal dari suara batin.

Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari
sedangkan norma moral berasal dari etika
Fungsi Etika
1.

Sarana untuk memperoleh orientasi kritis
berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
2.
Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu
ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis

3.
Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap
yang wajar dalam suasana pluralisme
Etika dan Etiket
Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam
bahasa Inggeris dikenal sebagai ethics dan etiquette.
Antara etika dengan etiket terdapat persamaan yaitu:

a. etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut
dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena
binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

b. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif
artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan
demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang
tidak boleh dilkukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua
istilah tersebut sering dicampuradukkan.
Adapun perbedaan antara etika dengan etiket ialah:
1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia.

Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Misalnya dalam makan, etiketnya ialah orang tua didahulukan mengambil nasi, kalau sudah selesai tidak boleh mencuci tangan terlebih dahulu.Di Indonesia menyerahkan sesuatu harus dengan tangan kanan. Bila dilanggar dianggap melanggar etiket. Etika tidakterbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.

Bila tidak ada orang lain atau tidak ada saksi mata, maka etiket
tidak berlaku. Misalnya etiket tentang cara makan. Makan sambil
menaruh kaki di atas meja dianggap melanggar etiket dila
dilakukan bersama-sama orang lain. Bila dilakukan sendiri maka
hal tersebut tidak melanggar etiket. Etika selalu berlaku
walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus
dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif.

Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat
saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contohnya makan
dengan tangan, bersenggak sesudah makan. Etika jauh lebih
absolut. Perintah seperti ;jangan berbohong;jangan mencuri
merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahirian saja
sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam.

Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia bersikap munafik maka dia tidak bersikap etis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
1.
Kebutuhan Individu
2.
Tidak Ada Pedoman
3.

Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi
dan Tak Dikoreksi
4.
Lingkungan Yang Tidak Etis
5.
Perilaku Dari Komunitas
Sanksi Pelanggaran Etika :
1. Sanksi Sosial
Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat
‘dimaafkan’
2. Sanksi Hukum
Skala besar, merugikan hak pihak lain.
Jenis-jenis Etika
1. Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar
2. Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.

Etika khusus ini masih dibagi lagi menjadi etika individual dan
etika sosial.

Etika sosial dibagi menjadi:
o
Sikap terhadap sesama;
o
Etika keluarga
o
Etika profesi misalnya etika untuk pustakawan, arsiparis,
dokumentalis, pialang informasi
o
Etika politik
o
Etika lingkungan hidupserta
o

Kritik ideologi Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang ajaran moral sedangka moral adalah
ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai
perbuatan, sikap, kewajiban dsb. Etika selalu dikaitkan
dengan moral serta harus dipahami perbedaan antara
etika dengan moralitas.
TEORI ETIKA
Teleology

a. satu tindakan dianggap secara moral benar atau bisa diterima jika itu menghasilkan keinginan dari sebagian orang, yaitu kesenangan,
pengetahuan,
pertumbuhan
karier,
suatu
kepentingan atau kegunaan diri.
b. menaksir nilai moral dari suatu tingkah laku dengan
memperhatikan akibat-akibatnya (consequentialism)
Dua Pendekatan Teleology :
1.
Egoisme: tingkah laku bisa diterima atau benar

dengan maksimalkan kepentingan diri anda, terkait dengan akibat- akibat dan alternatif solusi yang dapat menyumbang; dan menambah manfaat kepada kepentingan diri sendiri
2.
Utilitarianism: tingkah laku dianggap benar jika dapat
bermanfaat kepada kepentingan publik.
BEBERAPA SISTEM FILSAFAT MORAL

1. HEDONISME
2. EUDEMONISME
3. UTILITARISME

http://www.infobursakerja.com/sc/rs/k/Aktivitas-Akuntansi/p/Aktivitas-Akuntansi.html

Definisi Akuntansi

Definisi Akuntansi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Kumpulan buku Akuntansi

Kumpulan buku Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini – yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya – mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan yang bersertifikat disebut BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik.
Akuntansi modern

Jantung akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno.

Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
[sunting] Sejarah

Lukisan Luca Pacioli

Lukisan Luca Pacioli

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, “I am but the renuer and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.

Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad ke 19.
[sunting] Laporan akuntansi

Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis[1], karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.[2] Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita, dan semakin baik kita didalam mengelola keuangan. [3] Untuk menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau yang dikenal sebagai laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.[2]

*

Neraca, adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis, karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu. Dalam neraca dapat diketahui berapa jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban serta kemampuan perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada didalam perusahaan tersebut.
*

Laporan laba rugi, adalah ikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahu laba yang diperoleh dan rugi yang dialami.
*

Laporan perubahan modal, adalah laporan yang menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal dapat diketahui sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
*

Laporan arus kas, dengan adanya laporan ini pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan perusahaan didalam menghasilkan kas dimasa mendatang.

[sunting] Kualifikasi dan regulasi di bidang akuntansi

Persyaratan untuk dapat masuk dalam profesi akuntansi berbeda di setiap negara.
[sunting] Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, akuntan yang berpraktek disebut Certified Public Accountant (CPA), Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang akuntan bersertifikat.

Sertifikasi CPA dikeluarkan di negara bagian tempat kedudukan yang bersangkutan berupa ijin untuk menawarkan jasa auditing kepada publik, walaupun kebanyakan kantor akuntan juga menawakan jasa akuntansi, perpajakan, bantuan litigasi dan konsultansi keuangan lainnya. Persyaratan untuk mendapat sertifikat CPA bervariasi di antara negara bagian, namun ujian Uniform Certified Public Accountant diharuskan di setiap negara bagian. Ujian ini dibuat dan diperiksa oleh American Institute of Certified Public Accountants.

Sertifikasi CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA), yang diberikan kepada kandidat yang lulus dalam empat bagian ujian. CIA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik.

Sertifikasi CMA diberikan oleh Institute of Management Accountants (IMA), yang diberikan kepada kandidat yang dinyatakan lulus dalam empat bagian ujian dan memenuhi pengalaman praktek tertentu berdasarakan ketentuan IMA. CMA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik. CMA juga bisa menawarkan jasanya kepada publik, namun dengan lingkup yang lebih kecil dibanding CPA.

Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (United States Department of Labor) memperkirakan ada sekitar satu juta[4] orang yang bekerja sebagai akuntan dan auditor di Amerika Serikat.
[sunting] Persemakmuran Inggris

Di Inggris, Kanada, Australia beberapa negara persemakmuran Inggris, ekuivalen Certified Public Accountant (CPA) diantaranya Chartered Accountant (CA – di Inggris, Persemakmuran Inggris dan beberapa bekas negara bagian Inggris lainnya), Chartered Certified Accountant (ACCA – Inggris), International Accountant (AIA – Inggris), Certified Public Accountant (CPA – Irlandia dan Hong Kong), Certified General Accountant (CGA – Kanada), dan Certified Practising Accountant (CPA – Australia).
[sunting] Kanada

Di Kanada, ada tiga lembaga yang menangani akuntansi: the Canadian Institute of Chartered Accountants (CA), the Certified General Accountants Association of Canada (CGA), dan the Society of Management Accountants of Canada (CMA). CA dan CGA dibentuk berdasarkan Undang-undang Parlemen berturut-turut pada tahun 1902 dan 1913 sedangkan CMA didirikan dalam tahun 1920.

Program CA difokuskan menjadi akuntan publik dan kandidat harus memiliki pengalaman auditing dari kantor akuntan publik; program CGA memberikan kebebasan bagi kandidatnya untuk memilih karir di bidanga keuangan; program CMA memfokuskan diri pada akuntansi manajemen. Ketiganya mengharuskan setiap kandidat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan dan pengalaman praktek sebelum memperoleh sertifikasi.
[sunting] Kantor akuntan the Big Four

Kantor akuntan the Big Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang terdiri dari:

*

PricewaterhouseCoopers
*

Deloitte
*

Ernst & Young
* KPMG

Kalau ditelusuri, sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. PricewaterhouseCoopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Namun, karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat yang sangat dominan, kantor-kantor cabang the Big Four yang berlokasi di Amerika Serikat selalu berhasil memperoleh penghasilan yang lebih besar dibanding dengan gabungan kantor-kantor cabangnya seluruh dunia.

Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal sebagai the Big Six dan the Big Eight.

Pergertian Akuntansi

Pengertian akuntansi
Dalam dunia usaha, dunia pendidikan, dunia perbankan, dunia bisnis dan lain jenis usaha tentunya kita sudah tak asing lagi dengan kata akuntansi, sebagai blog yang bersifat sharing informasi atau berbagi informasi seputar akuntansi, saya memberikan beberapa informasi tentang pengertian akuntansi, dimana pengertian akuntansi atau definisi akuntansi ini selalu berubah mengikuti perubahan dan perkembangan dunia bisnis.

Kata akuntansi berasal dari bahasa Inggris to account yang berarti memperhitungkan atau mempertangung jawabkan dan kata accountancy yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan sesuatu yang dikerjakan oleh akuntan ( accountant )

Definisi akuntansi ini dimuat dalam accounting terminilogiy bulletin sebagai berikut :
Akuntansi : seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, penggolongan dan penyajian secara sistematik informasi yang dapt dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan peristiwa yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan sebagai dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggung jawaban keuangan dan lainya.

Definisi akuntansi berikut ini sebagaimana dimuat di dalam statements of accounting principles board no 4 thn (1970) sebagai berikut :
Akuntansi adalah merupakan kegiatan penyediaan jasa, fungsinya adalah memyediakan informasi kuntitafif tentang unit-unit usaha ekonomik, terutama yang bersifat keuangan, yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Jadi dari pengertian akuntasi tersebut sebagai untuk mencapai tujuan yaitu memyediakan informasi keuangan badan usaha yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

Jurnal Akuntansi 17

Jurnal Akuntansi 17 Print E-mail
Written by Administrator   

PENGARUH PERBEDAAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

SONYA ERNA GINTING
Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara
SYAMSUL BAHRI TRB
Fakultas ekonomi Universitas Sumatera Utara

      This study analyzed the role of book-tax differences in indicating the persistence of earning one period ahead in manufacturer company that listing in Indonesian Excange ( IDX) since 2005 until 2007.  Data that used in this research is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id.  Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression.  Sampling method that used is purposive sampling.  Variables that used in this research are earning before income tax one periode ahead as Y and earnings before tax at this period.as X. This research also using book tax differents as moderating variable.The results of this study concluded that book tax differences have negatif significant  toward to earning before income tax one period ahead. It showed  that  firms with large (positive or negative) book-tax differences have earnings that are less persistent than firms with small book-tax differences.

Keyword: persistence of earning, earning before tax one periode ahead, multiple regression, moderating variable.

1. Pendahuluan

      Beberapa tahun belakangan ini  dunia usaha  sedang  menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini  mengakibatkan  banyak perusahaan besar   yang gulung tikar alias bangkrut. Keadaan ini akhirnya memaksa perusahaan yang masih bertahan untuk dapat  menjaga kelangsungan hidupnya  dengan  dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk  dapat melakukan aktivitasnya  dan dapat  bersaing dengan  perusahaan lain maka membutuhkan dana atau modal baik yang diperoleh dari investor maupun kreditur.  Dana tersebut tentunya akan diperoleh  perusahaan jika mendapatkan kepercayaan dari kreditur maupun investor. Kepercayaan itu dapat diperoleh jika perusahaan mampu  menunjukkan kinerja yang baik, yang dapat diukur dari laba yang diperoleh perusahaan.
      Laba merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going concern). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba dimasa depan (Djamaluddin, 2008: 55). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan tersebut, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menetapkan suatu  kriteria yang harus dimiliki informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria utama adalah relevan dan reliabel (Kusuma, 2006 : 5). Informasi akuntansi  dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan para pengambil keputusan, dan informasi tersebut dikatakan reliabel apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi bergantung pada informasi tersebut.
      Laba yang dilaporkan juga menjadi dasar dalam penetapan pajak. Sering kali terjadi perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Perbedaan ini disebabkan perbedaan tujuan masing-masing dalam pelaporan laba. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Logika yang mendasarinya adalah adanya sedikit kebebasan akuntansi yang diperbolehkan dalam pengukuran laba fiskal. Menurut Djamaluddin (2008: 56) perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi tentang management discretion akrual. Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (Djamaluddin, 2008: 55). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai peridiktif laba, oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam book-tax differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Namun masih banyak pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba.
      Perusahaan manufaktur adalah salah satu dari beberapa jenis perusahan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.. Peneliti  memilih perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur tidak dipengaruhi secara langsung  oleh regulasi pemerintah, dimana salah satu komponen regulasi pemerintah adalah pajak, serta untuk   memudahkan mengklasifikasikan item-item yang diungkapkan.
      Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dikemuka sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh  terhadap persistensi laba  periode yang akan datang. Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal  terhadap persistensi laba periode yang akan datang baik secara simultan maupun parsial.

2. Tinjauan Pustaka.

2.1 Manajemen Laba.

      Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan perusahaan melalui laporan keuangan. Dalam membuat laporan keuangan, terkadang manajemen memanfaatkan  keleluasaan GAAP untuk memilih metode yang sesuai dengan perusahaan, sehingga sering timbul praktik manajemen laba dalam pelaksanaannya.
      Definsi mengenai manajemen laba belum ada yang pasti. Banyak pendapat yang menyatakan pengertian manajemen laba berdasarkan sudut panadang masing-masing. Menurut Healey dan Walen dalam Kusuma (2006: 6) ditinjau dari sudut pandang badan penetapan standar menyatakan
      Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan kebijakan dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi dan mengubah laporan keuangan serta menyesatkam stakeholder mengenai kinerja ekonomi  perusahaan atau mempengaruhi contractual outcomes yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan.       
2.2  Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal

      Menurut PSAK 46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sementara itu penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.

2.3  Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal

      Dalam peraturan perpajakan di Indonesia mengharuskan penghitungan laba fiskal berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar penghitungan laba akuntansi. Sehingga dalam pembuatan laporan keuangan tidak perlu melakukan dua kali pembukuan berdasarkan kedua tujuan pelaporan tersebut. Perbedaan  antara laba akuntansi dengan laba fiskal ditandai dengan  adanya koreksi fiskal atas laba akuntansi. Hampir semua perhitungan laba akuntansi yang dihasilkan harus mengalami koreksi fiskal untuk mendapatkan penghasilan kena pajak karena tidak semua ketentuan dalam standar akuntansi keuangan digunakan dalam peraturan perpajakan dengan kata lain banyak dari  ketentuan perpajakan yang tidak sama dengan Standar Akuntansi Keuangan (Djamaluddin, 2008: 56)
a.  Perbedaan Tetap (Permanent Different)
      Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasarkan peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Perbedaan tetap terjadi karena transaksi – transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (Resmi, 2005: 333). Yang termasuk dalam perbedaan tetap ini adalah penghasilan bunga bank, dividen, dan penghasilan lain yang sifat pemungutan pajaknya final; dividen yang diterima oleh persroan terbatas, koperasi, yayasan, BUMN/ BUMD, bunga yang diterima oleh perusahaan reksadana, dan jenis penghasilan lain yang dikecualiakan dari objek pajak; pemberian imbalan dalam bentuk natura, sumbangan, biaya/ pengeluaran untuk kepentingan pribaidi pemilik dan untuk pengurang lain yang tidak diperbolehkan menurut fiskal (nondeductible expenses).
b. Perbedaan Sementara (Temporary Different)
Beda temporer merupakan perbedaan   antara   dasar   pengenaan   pajak   (DPP)   dari   suatu   aktiva   atau   kewajiban (Fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (Komersial), yang berakibat pada kenaikan atau bertambahnya  laba fiskal  periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal  periode mendatang, dimana   pada   saat   nilai   tercatat   aktiva   dipulihkan   atau   diselesaikan. Menurut Harnanto (2003: 113) perbedaan   temporer   yang mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul apabila :
1)   adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan                     laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode  berbeda,
2)   bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan suatu   akuisisi,   dialokasi   kepada   aktiva   atau   kewajiban   tertentu   berdasar   nilai  wajarnya   dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan,
3)   goodwill atau goodwill negatif yang timbul dalam konsolidasi,                      
2.4 Penyebab Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal

Menurut Resmi (2005:331)  penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan pengakuan prinsip; perbedaan metode dan prosedur akuntansi; perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya.
      Secara garis besar prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
a) pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini (Piutang Pajak),
b) konsekuensi pajak  mendatang yang dapat didistribusikan  perbedaan temporer kena pajak diakui  Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian belum dikompensasikan diakui Aktiva Pajak Tangguhan,
c) pengukuran kewajiban dan aktiva pajak didasarkan  peraturan pajak berlaku.

      Perbedaan metode dan prosedur akuntansi menurut Resmi (2005: 331) adalah:
a) metode penilaian persediaan. Akuntansi komersial membolehkan memilih beberapa metode penghitungan harga perolehan persediaan. Sementara itu menurut perpajakan hanya memperbolehkan metode FIFO dan Average untuk penilaian persediaan.
b) metode penyusutan dan amortisasi. Akuntansi komersial memperbolehkan memilih metode penyusutan seperti metode garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, metode jumlah unit produksi dan lainnya. Sementara berdasarkan  perpajakan hanya mengakui metode garis lurus dan saldo menurun untuk kelompok harta berwujud jenis non bangunan, sedangkan  harta berwujud bangunan dibatasi hanya bisa menggunakan metode garis lurus

2.5 Persistensi Laba Akuntansi. 

      Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings) (Pennman dalam Djamluddin, 2008: 57).  Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba.  Inovasi terhadap laba sekarang adalah informatif terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham.
      Hanlon dalam Djamaluddin (2008) menyatakan bahwa masih terdapat beberapa pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba. Pendapat yang mendukung berasal dari beberapa literatur analisis keuangan yang menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang disebabkan oleh pilihan metoda akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal. Djamaluddin (2008: 58) menyatakan bahwa kenaikan utang pajak tangguhan, yang mencerminkan laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal mengindikasikan kualitas laba semakin buruk. Sedangkan pendapat yang menentang bahwa book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba sekarang adalah adanya suatu penjelasan bahwa book-tax differences dapat dihasilkan melalui  strategi tax-planning.

2.6 Kerangka  konseptual.

      Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitain terdahulu. Variabel perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal merupakan variabel moderasi yang dapat mempengaruhi hubungan variabel dependen dan variabel independen menjadi positif atau negatif. Variabel laba sebelum pajak saat ini sebagai variabel independen serta variabel laba sebelum pajak yang akan datang sebagai variabel dependennya. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal sebagai variabel moderasi dapat mempengaruhi hubungan antara laba akuntansi sebelum pajak saat ini terhadap laba akuntansi sebelum pajak periode yang akan datang. Pengaruh yang diberikan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen.Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba yang diperoleh sekarang dimasa depan.
      Hubungan antara laba akuntansi sebelum pajak saat ini dan perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap laba akuntansi sebelum pajak periode yang akan datang dapat digambarkan sebagai berikut:

Laba akuntansi sebelum pajak dimasa yang akan datang

 
Variabel independen                                                              variabel dependen
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba  fiskal
 
Laba akuntansi sebelum pajak saat ini

 
Variabel Moderasi



Variabel Moderasi

2.7 Hipotesis Penelitian

      Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis penelitian ini adalah perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba satu periode kedepan   baik secara parsial amupun simultan.

3. Metode Penelitian.

      Dalam penelitian ini menggunakan desain kausal untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya ( Umar, 2001 63)Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur bidang yang terdaftar di bursa efek Indonesia.  Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang bergerak diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat diperoleh dan keandalan biaya(manfaat) biaya pajak tangguhan yang disajikan.  Industri lain, misalnya perbankan, terlalu banyak dipengaruhi oleh regulasi pemerintah. Populasi dalam penelitian in berjumlah 151 perusahaan manufaktur  (Indonesia Capital Market Directory, 2008).

      Adapun kriteria pengambilan sampel yang digunakan adalah:
1.      perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2005  sampai 2007.
      dan tidak keluar (delisting) dari BEJ selama periode penelitian (2005– 2007)
2.      laporan keuangan menggunakan mata uang Indonesia dan periode berakhirnya laporan keuangan per 31 Desember.
3.      perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan umum dan laporan keuangan pajak selama tahun pengamatan. Alasannya karena kerugian dapat dikompensasi kemasa depan menjadi pengurang biaya pajak tangguhan
4.      perusahaan manufaktur yang  menyajikan laba perusahaan dilaporan keuangan tidak memiliki fluktuasi yang terlalu rendah dan terlalu tinggi.

        Dalam penelitian variabel independen yakni perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal Variabel book-tax differences merupakan variabel moderasi yang mewakili subsampel perusahaan dengan perbedaan besar positif, dan perbedaan besar negatif. Seluruh variabel penelitian PTBI t+1 dan PTBI t dibagi dengan aset total rata-rata.

4. Metode Analisis Data.

4.1   Uji Asumsi Klasik
      Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi sederhana dan regresi berganda dengan bantuan software SPSS or Windows. Penggunaan metode analisis dalam regresi dalam pengujian hipotesis terledih dahulu diuji apakah model tersebut telah memenuhi asumsi klasik atau tidak. Pengujian asumsi terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedasitas.

     
      4.1.1 Uji Normalitas.
            Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.  Berdasarkan hasil uji statistik dengan model kolmogrov-smirnov. Diketahui nilai Asymp. Sig (2-tailed)untuk model 1 dan model 2 adalah 0.261 dan 0,183. Dan keduanya lebih besar dari 0,05.

      4.1.2 Uji Multikolinieritas
      Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF),. Semua variabel independen memiliki nilai VIF<10 .Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel lebih besar dari 0,1(tolerance>0.1. Dengan demikian dapat pula disimpulakan tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.3830 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen.  Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 untuk model 2 yaitu 2,608.

      4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
      Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.    Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.  Setelah diuji dengan grafik scatter plot dapat dilihat tidak ada pola yang jelas baik untuk model 1 maupun model 2. Serta titik menyebar diatas dan dibawah sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteokedastisitas pada model regresi ini.

      4.1.4 Uji Autokorelasi
      Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1.  Dari tabel Durbin Watson diperoleh nilan untuk model 1dan model 2 adalah sebesar 1,817 dan 1,742. Angka ini terletak diantara -2 dan +2.

4.2  Pengujian Hipotesis
.
.  Regresi linier sederhana dilakukan untuk mengestimasi persistensi laba akuntansi sebelum pajak. Regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi sederhana dengan memasukkan koefisien laba yang membedakan tingkatan book tax diffrences. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linier sederhana dan berganda. Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 16,083 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 2.320529 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen  berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap laba sebelum pajak yang akan datang. karena F hitung > F tabel (16,083 >2,320529) dan sig penelitian         < 0,05 (0,000 < 0,05).
a.      Persamaan Regresi
1)  Persamaan regresi Model 1 (Regresi sederhana).
PTBI t+1 =  0.1130 + 0.547 PTBI t
Keterangan:
1)      Konstanta sebesar 0.1130 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (PTBI) maka  PTBI t+1 sebesar 0,1130.
2)      PTBI t sebesar  0,547 menunjukkan bahwa setiap kenaikan PTBI t sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,547 dengan asumsi variabel lain tetap.
2)      Persamaan regresi Model 2 ( Regresi Berganda).
Berdasarkan tabel, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
PTBI t+1= 0.007263 + 0.006878 LNBTD + 0.0280 LPBTD +0.701PTBI – 0.265 LNBTD*PTBI - 0.463 LPBTD*PTBI + ε
Keterangan :
1)     konstanta sebesar 0.007263 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (LNBTD, LPBTD,  PTBI, LNBTD*PTBI, dan LPBTD*PTBI= 0) maka  PTBI t+1 sebesar 0.007263.
2)     variabel LNBTD sebesar  0,006878 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan PTBI t+1 sebesar 0,006878 dengan asumsi variabel lain tetap.
3)      variabel LPBTD sebesar 0,0280 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD  akan diikuti oleh kenaikan  PTBI t+1 sebesar 0,0280 dengan asumsi variabel lain tetap.
4)      variabel LNBTD*PTBI sebesar  -0,265  menunjukkan bahwa setiap kenaikan LNBTD sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan PTBI t+1 sebesar 0,265 dengan asumsi variabel lain tetap.
5)      variabel LPBTD*PTBI sebesar -0.463 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada LPBTD  akan diikuti oleh penurunan  PTBI t+1 sebesar 0,463 dengan asumsi variabel lain tetap.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

      Nilai Adjusted R Square sebesar 0,461 Hal ini berarti bahwa 46,1 % variasi atau laba akuntansi sebelum pajak yang akan datang  dapat dijelaskan oleh kelima variabel independennya, yaitu LNBTD, LPBTD, PTBI, LNPTBI*PTBI, dan LPBTD*PTBI., sedangkan sisanya sebesar 53.9 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa secara parsial variabel LPBTD, PTBI t berpengaruh signifikan terhadap laba akuntansi sebelum pajak satu periode kedepan, sementara itu variabel LPBTD*PTBI berpengaruh negatif signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode kedepan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang diwakili oleh interaksi LPBTD*PTBI berpengaruh negatif terhadap persistensi laba. Persistensi laba ditunjukkan oleh pengaruh positif dari PTBI terhadap PTBI t+1 (laba sebelum pajak satu periode kedepan).  Hasil penelitian ini  mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanlon  (2005) yang menemukan bahwa secara parsial  PTBI dan LPBTD*PTBI t berpengaruh positif signifikan  terhadap PTBI t+1 dan variabel LPBTD*PTBI mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap  PTBI t+1.  Dari hasil penelitian ini, variabel  LNBTD dan variabel LPBTD tidak berpengaruh  terhadap PTBI t+1.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

      Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan adalah secara parsial variabel PTBI, LPBTD berpengaruh positif signifikan terhadap PTBI t+1. Sementara itu variabel LPBTD*PTBI t berpengaruh secara negatif signifikan terhadap PTBI t+1. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif signifikan  terhadap persistensi laba. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu Hanlon (2005)  yang menghasilkan kesimpulan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal  secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba.
      Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulunya yang dilakukan oleh Djamaluddin (2008) yang meneliti pada perusahaan perbankan yang menemukan bahwa secara parsial variabel LNBTD*PTBI t dan LPBTD*PTBI t tidak terbukti secara statistik mempunyai persistensi laba yang lebih rendah daripada perusahaan yang memiliki perbedaan kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya regulasi khusus tentang pelaporan pajak perbankan menyebabkan perbedaan dalam pengakuan item-item perbedaan temporer. Secara simultan, dapat diambil kesimpulan semua variabel yang digunakan dalam variabel penelitian berpengaruh positif signifikan terhadap laba sebelum pajak satu periode kedepan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh  Djamaluddin (2008) dan Hanlon (2005).

5.2    Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1.      penelitian ini hanya mengambil perusahaan manufaktur sebagai sampel  dan pengambilan sampelnya tidak random sehingga tidak dapat dijadikan sebagai dasar generalisasi Hal ini dikarenakan penelitian ini  hanya memfokuskan pada perusahan yang menghasilkan laba.
2.      periode pengamatan dalam penelitian ini  terbatas karena hanya mencakup tahun 2005-2007

5.3    Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.
1.       Bagi Perusahaan.
Untukmeningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan dan menyampaikan informasi yang relevan dan reliabel  kepada investor mengenai perkembangan perusahaan, tanpa harus dilakukannya manajemen laba. Karena  indikasi manajemen laba dapat  dilihat dari perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal yang dilaporkan perusahaan dengan yang dilaporkan pajak.
2.       Bagi Investor dan Calon Investor.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari laba yang dihasilkan perusahaan serta item pendukung lainnya di dalam laporan keuangan, sebelum melakukan investasi sebaiknya para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi keuangan
3.       Bagi Peneliti Selanjutnya.
Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel perusahaan baik yang mengalami keuntungan maupun kerugian dalam usahanya. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi shareholders.






REFERENCES

Agus, Bambang, 2006. Prinsip Akuntansi Dalam PSAK 46, Jurnal Ekubank, Edisi September, Jakarta, hal 1-19.
Andreas dan Marisi Purba, 2005. Akuntansi Pajak Penghasilan,  Cetakan Kelima, Graha Ilmu, Jakarta.
Djamaluddin, Subekti, 2008.” Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol 11 No.1, Jakarta, hal 55-67.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Kedua, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi & Keuangan, Cetakan Kedua, Penerbit Ekonisia, Jakarta.
Harnanto, 2003.  Akuntansi Perpajakan. Cetakan Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002.  Standar Akuntansi Keuangan.  Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Dan bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi,  Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan skripsi, Medan.
Kusuma, Handri, 2006. “Dampak Manajemen laba Terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris Di Indonesia”,  Media Riset Akuntansi Dan Auditing, Edisi November, Jakarta, hal 3-15.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Meythi, 2006.” Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Muljono, Djoko, 2006. Akuntansi Pajak, Edisi Kedua, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Palupi, Margaretta Jati, 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba. Jurnal Ekubank, Edisi November, Jakarta.
Resmi, Siti, 2005. Perpajakan: Teori Dan Kasus, Edisi Kedua, Penerbit  Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Sularso, Sri, 2003. Metodologi Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi, Edisi Pertama, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Umar, Husein, 2001. Metode Riset Akuntansi  Terapan, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor
Waluyo, 2008. Akuntansi Pajak, Cetakan Kedua, Penerbit Salemba Empat,  Jakarta.
Wild, John, J., K.R. Subramanyan, dan Robert E Halley, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedelapan, Buku Kedua, diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.